Selasa, 06 November 2012

Moodle sebagai Learning Management System (LMS) untuk mengelola konten sebagai pendukung penerapan Online Assessment


ARTIKEL EHB
Moodle sebagai Learning Management System (LMS) untuk mengelola konten sebagai pendukung penerapan Online Assessment
Disusun Oleh :
NORA MAULINA BASUKI
ELLY PARAMITA
RATNA WULANDARI
SOFIATUN NAJAH
ZAINULLAH
PENDAHULUAN
Perkembangan teknologi internet memunculkan berbagai aplikasi baru, termasuk aplikasi untuk bidang pendidikan. Salah satu manfaat teknologi internet dalam bidang pendidikan adalah sebagai sarana pembelajaran. Teknologi dalam bidang pembelajaran ini dikenal dengan sebutan e-learning. Proses pembelajaran yang biasanya dilakukan di kelas dapat dilakukan melalui internet secara jarak jauh tanpa harus tatap muka. Melalui teknologi ini guru mengajar di depan sebuah komputer yang ada di suatu tempat, sedangkan para siswa mengikuti pelajaran tersebut dari komputer lain di tempat yang berbeda pada saat yang bersamaan maupun tidak bersamaan. Secara comparative Indonesia adalah negara yang kaya dengan sumber daya alam(SDA), yang apabila dikelola dengan baik, dan disertai pembenahan peraturan secaraterstruktur Indonesia akan menjadi negara besar yang patut diperhitungkan (secara ekonomi)dan memiliki daya saing yang luar biasa. Populasi penduduk yang lebih dari 200 juta jiwa yangmerupakan potensi sumber daya manusia yang sangat strategis bagi pelaksanaanpembangunan menuju masyarakat adil makmur dan sejahtera. Pendidikan menjadi kunci utamadaya saing bangsa, dan kehadiran ICT diharapkan dapat memberikan dukungan besar dalamupaya peningkatan kualitas SDM Indonesia. Hingga saat ini pemerintah Indonesia masihmenghadapi masalah bidang pendidikan, diantaranya. Masih banyak anak usia sekolah yang belum dapat menikmati pendidikan dasar 9 tahun,dari jumlah anak usia sekolah 7-12 tahun indeks nilai Angka Partisipasi Kasar (APK) masihdi bawah 80%, yaitu APK SMP 85,22% dan APK SMA 52,2%.2. Tidak meratanya penyebaran sarana dan prasarana pendidikan/sekolah, kesenjanganterutama terjadi padasekolah di perkotaan dengan sekolah di daerah pedesaan yangterpencil, juga di wilayah barat dan timur Indonesia.3. Tidak seragam dan masih rendahnya mutu pendidikan di setiap jenjang sekolah, tampakdari tingkat kelulusan dan nilai UAN masih rendah.4. Masalah kapasitas daya tampung pendidikan tinggi yang kurang dan tingkat partisipasimasih rendah, yaitu 12.8%. Sebagai pembanding, negara Filipina memiliki kapasitas dayatampung 32%, dan Thailand 30%.5. Masalah kualitas pendidikan, hampir 50% pendidikan tinggi berakreditasi C, yaitu 46,35%program diploma dan 47.97% PTN dan PTS.
Di masa yang akan datang teknologi e-learning dapat menjadi sebuah solusi
dan teknologi alternatif untuk digunakan dalam metode pembelajaran. E-learning merupakan jaringan yang mampu memperbaiki secara cepat, menyimpan atau memunculkan kembali, mendistribusikan, sharing pembelajaran dan informasi dengan menggunakan CD-ROM, teknologi internet, dan intranet untuk mencapai tujuan pembelajaran jarak jauh atau berbasis.
Berdasarkan studi awal, peneliti menemukan permasalahan yang terkait dengan sistem e-learning, yaitu belum adanya model pembelajaran berbasis LMS (Learning Management System) dengan pengembangan software Moodle (Modular Object-Oriented Dynamic Learning Environment) di sekolah. Sistem pembelajaran yang ada pada saat ini, berupa komponen data dasar, masukan, keluaran, dan teknologi masih perlu dikembangkan lebih lanjut karena sudah kedaluwarsa. Implementasi sistem e-learning  diduga masih memerlukan pembenahan. Perangkat keras pendukung sistem e-learning yang berupa LAN dan WAN ditengarai masih perlu pembenahan, khususnya yang terkait dengan kelambatan pemasukan data, kelambatan layanan, perbedaan data di beberapa tempat, konflik dalam sistem, pengulangan permintaan data sejenis yang pemenuhannya memerlukan waktu relatif lama, serta kekurangsesuaian perangkat lunak dan perangkat keras dengan perkembangan teknologi informasi. Dalam lingkup internet diduga ada beberapa permasalahan, antara lain informasi yang ditampilkan kadang-kadang sudah terlalu lama, perangkat lunak yang digunakan belum mengikuti perkembangan teknologi informasi, dan belum ada system keamanan yang memadai. Proses pembelajaran sebagian besar masih menggunakan pendekatan konvensional, karena keterbatasan pengembangan perangkat lunak dan keras serta sumber daya manusia (SDM) pendukungnya. Beberapa memang sudah menggunakan sistem elearning, namun dalam implementasinya masih mengalami beberapa permasalahan
dalam hal:
(1)        kesiapan SDM pendukung;
(2)        pengembangan perangkat lunak yang sesuai dengan proses pembelajaran;
(3)        pengembangan perangkat keras yang sesuai dengan perkembangan TI;
(4)        biaya pemeliharaan sistem yang cukup mahal;
(5)        kemungkinan timbulnya kesalahan sistem lebih besar,
(6)        keberhasilan system kurang terjamin; dan
(7)        timbulnya permasalahan baru pada pihak pemakai karena kurang terlibat dalam proses pengembangan sistem. Berdasarkan beberapa permasalahan ini, perlulah diadakan penelitian khusus yang berkaitan dengan model pembelajaran berbasis LMS dengan pengembangan software Moodle.
Tiga fungsi e-learning dengan menggunakan moodle :
1.             Suplemen (tambahan), yaitu apabila siswa mempunyai kebebasan memilih, apakah akan memanfaatkan materi pembelajaran elektronik atau tidak. Dalam hal ini tidak ada kewajiban bagi siswa untuk mengakses materi pembelajaran elektronik. Sekalipun sifatnya opsional,siswa yang memanfaatkannya tentu akan memiliki tambahan pengetahuan atau wawasan
2.             Komplemen (pelengkap), yaitu apabila materi pembelajaran elektronik diprogramkan untuk melengkapi materi pembelajaran yang diterima siswa di dalam kelas. Sebagai komplemen berarti materi pembelajaran elektronik diprogramkan untuk melengkapi materi pengayaan atau remedial. Dikatakan sebagai pengayaan (enrichment ) apabila kepada siswa yangdapat dengan cepat menguasai/ memahami materi pelajaran yang disampaikan pada saat tatap muka diberi kesempatan untuk mengakses materi pembelajaran elektronik yangmemang secara khusus dikembangkan untuk mereka. Tujuannya agar semakinmemantapkan tingkat penguasaan terhadap materi pelajaran yang telah diterima di kelas.Dikatakan sebagai program remedial, apabila siswa yang mengalami kesulitan memahami materi pelajaran pada saat tatap muka diberikan kesempatan untuk memanfaatkan materi pembelajaran elektronik yang memang secara khusus dirancang untuk mereka. Tujuannya agar siswa semakin mudah memahami materi pelajaran yang disajikan di kelas
.3.        Substitusi (pengganti), yaitu apabila e-Learning  dilakukan sebagai pengganti kegiatanbelajar, misalnya dengan menggunakan model-model kegiatan pembelajaran. Ada 3 (tiga)alternatif model yang dapat dipilih, yakni: (1) sepenuhnya secara tatap muka(konvensional), (2) sebagian secara tatap muka dan sebagian lagi melalui internet, atau bahkan (3) sepenuhnya melalui internt.
 PEMBAHASAN
MOODLE
Moodle adalah singkatan dari Modular Object-Oriented Dynamic Learning Environment) artinya paket perangkat lunak yang diproduksi untuk kegiatan belajar berbasis internet dan situs web yang menggunakan prinsip social constructionist pedagogy. MOODLE merupakan salah satu aplikasi dari konsep dan mekanisme belajar mengajar yang memanfaatkan teknologi informasi, yang dikenal dengan konsep pembelajaran elektronik atau e-learning. Moodle dapat digunakan secara bebas sebagai produk sumber terbuka (open source) di bawah lisensi GNU. Moodle dapat diinstal di komputer dan sistem operasi apapun yang bisa menjalankan PHP dan mendukung database SQL. Learning Management System atau disingkat LMS adalah suatu perangkat lunak (software) untuk keperluan administrasi, dokumentasi, sebuah kegiatan, kegiatan belajar mengajar dan kegiatan secara online, elearning dan materi-materi pelatihan, yang semua itu dilakukan dengan online. Lebih lanjut, menjelaskan bahwa LMS adalah perangkat lunak yang digunakan untuk membuat materi perkuliahan online berbasis web dan mengelola kegiatan pembelajaran serta hasil-hasilnya. Di dalam LMS juga terdapat fitur-fitur yang dapat memenuhi semua kebutuhan pengguna dalam hal pembelajaran. Fitur-fitur tersebut antara lain administrasi, penyampaian materi dan kemudahan akses ke sumber referensi, penilaian, ujian online, pengumpulan feedback serta komunikasi yang mencakup forum diskusi online, mailing list diskusi, dan chat. Melalui moodle LMS, siswa dapat melihat modul-modul yang ditawarkan, mengambil tugas-tugas dan tes-tes yang harus dikerjakan, melihat jadwal diskusi secara maya dengan instruktur atau narasumber lain, serta melihat nilai tugas dan tes beserta peringkatnya berdasarkan nilai tugas maupun tes yang diperoleh. LMS tersedia dalam berbagai macam pilihan, antara lain atutor, blackboard, claroline, Moodle, dan lain-lain.
Moodle memberikan fasilitas open source sehingga software ini yang digunakan dalam penelitian ini. Moodle adalah program yang membenarkan kelas pembelajaran diadakan dalam bentuk web dan memfasilitasi siswa untuk mendapatkan banyak sumber di dalam kelas. Dengan menggunakan Moodle, guru dapat menyampaikan informasi, memberi dan menyimak tugas, menyampaikan jurnal elektronik, dan sumber-sumber pembelajaran lainnya. Kegiatan belajar online ini kemudian dikenal dengan e-learning. Elemen yang terdapat dalam sistem e-learning mencakup soal-soal, komunitas, pengajar online, kesempatan bekerja sama, dan multimedia. Adapun karakteristik e-learning dalam proses pembelajaran adalah memanfaatkan jasa teknologi elektronik, memanfaatkan keunggulan komputer, menggunakan bahan ajar bersifat mandiri yang disimpan di komputer, memanfaatkan jadwal pembelajaran, kurikulum, hasil kemajuan belajar dan hal-hal yang berkaitan dengan administrasi pendidikan dapat dilihat setiap saat di komputer, dan bahan yang direka dan disiapkan oleh pembina bahan yang profesional.
Dari penelitian yang dilaksanakan oleh Alonso (2001) yang dijurnalkan tahun 2008 diketahui bahwa sekitar 42% dari 671 perusahaan yang diteliti sudah menerapkan program pembelajaran elektronik dan sekitar 12% lainnya berada pada tahap persiapan. Di samping itu, sekitar 90% kampus perguruan tinggi nasional juga mengandalkan berbagai bentuk pembelajaran elektronik, baik untuk membelajarkan mahasiswa maupun untuk kepentingan komunikasi sesama dosen. Dalam penyelenggaraan kegiatan pembelajaran elektronik, guru merupakan faktor yang sangat menentukan dan keterampilannya memotivasi siswa menjadi hal yang krusial. Oleh karena itu, guru harus bersikap transparan menyampaikan informasi tentang semua aspek kegiatan pembelajaran sehingga siswa dapat belajar secara baik untuk mencapai hasil belajar yang baik. Manfaat pembelajaran elektronik adalah meningkatkan kadar interaksi pembelajaran antara siswa dengan guru, memungkinkan terjadinya interaksi pembelajaran dari mana dan kapan saja, menjangkau siswa dalam cakupan yang luas, serta mempermudah penyempurnaan dan penyimpanan materi pembelajaran. Unsur-unsur yang digunakan untuk membangun sistem e-learning dikelompokkan ke dalam tiga hal, yakni: hardware (perangkat keras), software (perangkat lunak), dan SDM dalam TIK yang sering disebut brainware .Perangkat keras untuk sistem informasi yang maju,  memerlukan persyaratan minimal kemampuan komunikasi data, kapasitas saluran dan kesamaam bidang (interface) untuk serangkaian peralatan masukankeluaran dengan kecepatan tinggi, kemampuan pengoperasian online,  penyimpanan besar, dan penyimpanan online sekunder yang sangat besar.
Perangkat lunak mencakup perangkat lunak sistem dan perangkat lunak aplikasi. Perangkat lunak sistem adalah seperangkat program yang fungsinya mengkoordinasikan dan mengendalikan penggunaan perangkat keras serta sebagai wahana untuk mendukung penggunaan perangkat lunak aplikasi. Perangkat lunak aplikasi adalah instruksi yang ditulis oleh atau untuk pemakai agar dapat mengaplikasikannya pada bidang tugas masing-masing, baik yang sifatnya teknis maupun nonteknis. Proses pengembangan perangkat lunak dapat dilakukan dengan meninjau ulang perangkat lunak tersebut. Langkah ini penting sebab merupakan suatu cara untuk melakukan perbaikan dan pengembangan perangkat lunak secara terus-menerus.
Dalam sistem jaringan internet ada kelemahan yang berpotensi menghambat
kelancaran sistem, yaitu kurangnya keamanan sistem. Heckers dan criminal komputer lain dapat masuk ke dalam jaringan komputer setiap saat. Terdapat tiga pendekatan untuk menangani masalah keamanan, yakni:
(1)   memisahkan website atau homepage secara fisik yang terhubung ke jaringan internal yang berisi data dan sumber daya informasi,
(2)   memberikan password hanya kepada orang-orang yang memiliki kepentingan, membangun tembok perlindungan, sebagaimana yang dilakukan oleh kontraktor bangunan yang membangun tembok tahan api (firewall) di kodominium dan apartemen untuk mencegah api menyebar dari satu unit ke unit lain, yang dapat berupa packetfiltering firewall, circuit-level firewall, dan application-level firewall.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa persyaratan minimal perangkat lunak yang memenuhi perkembangan teknologi informasi meliputi
(1)  perangkat lunak sistem maupun aplikasi harus berbasis windows agar mudah dalam pengoperasian, tampilan yang menarik, kesesuaian dengan perangkat keras, dan kecepatan transfer data;
(2)  menggunakan sistem keamanan yang baik; serta
(3)  menggunakan perangkat lunak berbasis web untuk sistem internet agar jangkauan lebih luas.
Di samping perangkat keras dan lunak, dalam pengembangan e-learning perlu diperhatikan pula aspek perangkat otak (brainware). Brainware adalah aspek manusia yang menangani proses komputerisasi. Aspek manusia sangat penting, sebab akurat-tidaknya suatu informasi sangat dipengaruhi oleh faktor manusia yang menangani perangkat keras maupun lunak. Kriteria pokok yang harus dipenuhi dari segi sumber daya manusia (SDM) adalah manajer pengolah data, analisis sistem, programmer, pengelola database, spesialis jaringan, dan operator . Oleh karena itu, menegaskan bahwa sekolah perlu mengupayakan untuk menjamin tersedianya brainware yang memenuhi persyaratan pengetahuan, keterampilan, kepribadian, sikap, dan perilaku yang sesuai dengan tuntutan semua komponen sekolah yang harus dilayani dan
didukungnya.
Berdasarkan uraian di atas, penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk
(1)mengetahui kondisi, kesiapan, dan kebutuhan hardware, software, serta sumber daya manusia (brainware) untuk mendukung pengembangan sistem e-learning dan
(2)mengembangkan model pengembangan software Moodle untuk e-learning
yangsesuai dengan kebutuhan.

Pemanfaatan atau Penggunaan
Di dunia e-learning Indonesia, Moodle lebih dikenal fungsinya sebagai Course Management System atau "Learning Management System" (LMS). Dengan tampilan seperti halaman web pada umumnya, Moodle memiliki fitur untuk menyajikan kursus (course), dimana pengajar bisa mengunggah materi ajar, soal dan tugas. Murid bisa masuk log ke Moodle kemudian memilih kursus yang disediakan atau di-enroll untuknya. Aktivitas murid di dalam Moodle ini akan terpantau progress dan nilainya. Di Indonesia sendiri, diketahui bahwa Moodle telah dimanfaatkan untuk sekolah menengah, perguruan tinggi dan perusahaan.
Pemanfaatan Moodle sebagai Learning Management System (LMS) untuk mengelola konten sebagai pendukung penerapan Online Assessment adalah
(1)        meningkatkan kadar interaksi pembelajaran antara siswa dengan guru,
(2)        memungkinkan terjadinya interaksi pembelajaran dari mana dan kapan saja,
(3)        menjangkau siswa dalam cakupan yang luas, serta
(4)    mempermudah penyempurnaan dan penyimpanan materi pembelajaran. Unsur-unsur yang digunakan untuk membangun sistem e-learning dikelompokkan ke dalam tiga hal,yakni: hardware (perangkat keras),software (perangkat lunak), dan SDM dalam TIK yang sering disebut brainware.
Ada banyak kelebihan dalam pemanfaatan e-learning bagi dosen. Berikut adalah kelebihan-kelebihan e-Learning di sisi para dosen:
  1. Mengadopsi konsep social constructionist pedagogy (di mana mengikutsertakan kolaborasi, pembelajaran berdasarkan aktifitas (activity-based learning), critical reflection, dsb.)
  2. Mampu mengakomodasi model 100% online classes maupun sebagai pelengkap kelas konvensional (face-to-face learning).
  3. Menggunakan user interface yang simple, ringan, dan efisien, serta kompatibel dengan hampir semua web-browser.
  4. Kuliah bisa ditargetkan kepada mahasiswa tertentu, group tertentu, atau kepada publik (guest).
  5. Kuliah bisa dikategorisasi dan dicari menggunakan alat bantu search engine untuk memudahkan pencarian topik/materi tertentu.
  6. Memiliki fasilitas pengeditan tanpa coding untuk memudahkan pengajar/pengelola dalam melakukan mengeditan materi, berita, pengumuman, dan sebagainya.
Seperti dalam pembelajaran dengan tatap muka di kelas, sikap dan pengalaman positif atau negatif dalam belajar online akan terbentuk oleh beberapa faktor seperti bagaimana e-konten yang disajikan (misalnya animasi yang menarik), kekayaan aktivitas komunikasi, ataupun sejauh mana mahasiswa memiliki kesempatan untuk berbagi dan berkolaborasi dengan dosen dan teman mahasiswa lain, juga strategi pembelajaran yang dipilih yang dapat memberi peluang untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan menjadi pebelajar yang selfdirected.
Standar minimal pelaksanaan kuliah secara e-learning mencakup beberapa aspek berikut:
  1. Standar minimal pelaksanaan elearning berisi :
  • Materi harus disiapkan sebelum kuliah dilaksanakan dengan kriteria minimal (file presentasi minimal 20 halaman per pertemuan dan/atau file dokumen/sumber lainnya)
  • Interaksi antara dosen dan mahasiswa dapat berupa interaksi sinkronous (chatting) dan asinkronous (forum dan broadcast mail) .
  1. Evaluasi pemahaman mahasiswa atas perkuliahan elearning dapat berupa bentuk sinkronous (chatting) dan asinkronous (fitur kuis, assignment dll)
  2. Mata kuliah yang akan dilakukan secara elearning dibatasi dengan jumlah maksimum peserta per kelas sebanyak 40 orang.
  3. Perkuliahan elearning dilaksanakan mengacu pada SAP mata kuliah terkait.
  4. Dosen bertanggungjawab untuk memonitor aktivitas mahasiswa melalui  LMS dengan kriteria mengikuti evaluasi atau aktif pada forum dalam perkuliahan elearning.  Dosen memberi tanda pada form presensi kehadiran kuliah untuk aktivitas mahasiswa.
  5. Bukti aktivitas dosen dalam perkuliahan elearning dinyatakan pada form presensi kehadiran kuliah.Dosen harus mempublish dalam LMS panduan pelaksanaan perkuliahan e-learning
Dukungan LMS untuk E-Learning LMS atau platform e-Learning  atau Learning Content Management System (LCMS) adalah aplikasi yang mengotomasi dan mem-virtualisasi proses belajar mengajar secaraelektronik. Untuk mengembangkan e-Learning  , saat ini telah tersedia banyak LMS, baik yang komersial ataupunyang bersifat Open Source . Beberapa LMS yang komersial adalah ANGEL Learning, ApexLearning, Blackboard, Desire2Learn, eCollege, IntraLearn, Learn.com, Meridian KSI,NetDimensions_EKP, Open Learning Environment (OLE), Saba Software, SAP EnterpriseLearning, dan lainnya. Contoh LMS yang bersifat Open Source adalah Atutor, Claroline,Dokeos, dotLRN, eFront, Fle3, Freestyle Learning, ILIAS, KEWL.nextgen, LON-CAPA,MOODLE  , OLAT, OpenACS, OpenUSS, Sakai, Spaghetti Learning, dan lainnya.Secara umum, LMS menyediakan fitur standar untuk e-Learning  , diantaranya:
1. Fitur untuk materi pembelajaran, meliputi daftar pelajaran dan kategorinya, silabus, materipelajaran (berbasis teks atau multimedia), serta bahan pustaka
.2.Fitur untuk diskusi dan komunikasi, meliputi forum diskusi (mailing list),instant messenger ,pengumuman, profil dan kontak instruktur, serta file and directory sharing 
.3. Fitur untuk ujian dan tugas, meliputi ujian (exam), tugas(assignment ), dan penilaian.Untuk LMS yang berbasis Open Source ,moodle (Modular Object Oriented Dynamic Learning Environment ) diakui sebagai salah satu LMS yang terbaik dan terlengkap dengan totalsebanyak 38.896 situs yang telah menerapkannya, 16.927.590 pengguna, dan 1.713.438 materi berdasarkan statistik bulan Januari 2008. Moodle adalah sebuah nama untuk sebuah program aplikasi yang dapat merubah sebuah media pembelajaran kedalam bentuk web. Aplikasi ini memungkinkan siswa untuk masuk ke dalam “ruang kelas digital”untuk mengakses materi pembelajaran. Dengan menggunakan
moodle , dapat dibuat materipembelajaran, kuis, jurnal elektronik dan lain-lain.moodle dapat di-
download secara gratis,digunakan, ataupun dimodifikasi oleh siapa saja dengan lisensi secara GNU (General Public License ). Melalui LMS, siswa dapat melihat modul-modul yang ditawarkan, mengambil tugas-tugas dan tes-tes yang harus dikerjakan, melihat jadwal diskusi secara maya dengan instruktur atau narasumber lain, serta melihat nilai tugas dan tes beserta peringkatnya berdasarkan nilai tugas maupun tes yang diperoleh. LMS tersedia dalam berbagai macam pilihan, antara lain atutor, blackboard, claroline, Moodle, dan lain-lain. Moodle memberikan fasilitas open source sehingga software ini yang digunakan dalam penelitian ini. Moodle adalah program yang membenarkan kelas pembelajaran diadakan dalam bentuk web dan memfasilitasi siswa untuk mendapatkan banyak sumber di dalam kelas. Dengan menggunakan Moodle, guru dapat menyampaikan informasi, memberi dan menyimak tugas, menyampaikan jurnal elektronik, dan sumber-sumber pembelajaran lainnya. Kegiatan belajar online ini kemudian dikenal dengan e-learning.
Fitur
Sebagai LMS, Moodle memiliki fitur yang tipikal dimiliki LMS pada umumnya ditambah beberapa fitur unggulan. Fitur-fitur tersebut adalah:
  • Assignment submission
  • Forum diskusi
  • Unduh arsip
  • Peringkat
  • Chat
  • Kalender online
  • Berita
  • Kuis online
  • Wiki
Secara comparative Indonesia adalah negara yang kaya dengan sumber daya alam(SDA), yang apabila dikelola dengan baik, dan disertai pembenahan peraturan secaraterstruktur Indonesia akan menjadi negara besar yang patut diperhitungkan (secara ekonomi)dan memiliki daya saing yang luar biasa. Populasi penduduk yang lebih dari 200 juta jiwa yangmerupakan potensi sumber daya manusia yang sangat strategis bagi pelaksanaanpembangunan menuju masyarakat adil makmur dan sejahtera. Pendidikan menjadi kunci utamadaya saing bangsa, dan kehadiran ICT diharapkan dapat memberikan dukungan besar dalamupaya peningkatan kualitas SDM Indonesia. Hingga saat ini pemerintah Indonesia masihmenghadapi masalah bidang pendidikan, diantaranya. Masih banyak anak usia sekolah yang belum dapat menikmati pendidikan dasar 9 tahun,dari jumlah anak usia sekolah 7-12 tahun indeks nilai Angka Partisipasi Kasar (APK) masihdi bawah 80%, yaitu APK SMP 85,22% dan APK SMA 52,2%.2. Tidak meratanya penyebaran sarana dan prasarana pendidikan/sekolah, kesenjanganterutama terjadi padasekolah di perkotaan dengan sekolah di daerah pedesaan yangterpencil, juga di wilayah barat dan timur Indonesia. Tidak seragam dan masih rendahnya mutu pendidikan di setiap jenjang sekolah, tampakdari tingkat kelulusan dan nilai UAN masih rendah. Masalah kapasitas daya tampung pendidikan tinggi yang kurang dan tingkat partisipasimasih rendah, yaitu 12.8%. Sebagai pembanding, negara Filipina memiliki kapasitas dayatampung 32%, dan Thailand 30%.5. Masalah kualitas pendidikan, hampir 50% pendidikan tinggi berakreditasi C, yaitu 46,35%program diploma dan 47.97% PTN dan PTS.
KESIMPULAN
Pelaksanaan dan pemanfaatan e-learning di UAD saat ini sesungguhnya baru pada proses pertumbuhan. Beberapa standar yang terkait dengan perkuliahan sudah mengakomodasi pemanfaatan e-learning sebagai alat bantu untuk pencapaian kinerja belajar. Hanya saja memang belum semua fitur yang ada dalam Moodle digunakan secara maksimal. Beberapa kendala yang dihadapi adalah pada tingkat literasi mahasiswa terhadap model pembelajaran ini.
Beberapa program studi telah secara konsisten mulai menerapkan model-model pembelajaran kooperatif dengan memanfaatkan e-learning. Namun demikian belum dilakukan pengukuran secara kuantitatif seberapa signifikan atau adakah perbedaan pada pengalaman belajar dan kinerja belajar mahasiswa antara yang menggunakan e-learning dan yang menggunakan kelas tatap muka.
Secara umum, diyakini bahwa penerapan e-learning akan banyak memberi dampak positif bagi pengemangan institusi baik dari sisi tingkat akses mahasiswa, materi-materi pengayaan yang tersedia dan juga peluang pada fleksibilitas mahasiswa dalam belajar.
Moodle adalah singkatan dari Modular Object-Oriented Dynamic Learning Environment) artinya paket perangkat lunak yang diproduksi untuk kegiatan belajar berbasis internet dan situs web yang menggunakan prinsip social constructionist pedagogy. MOODLE merupakan salah satu aplikasi dari konsep dan mekanisme belajar mengajar yang memanfaatkan teknologi informasi, yang dikenal dengan konsep pembelajaran elektronik atau e-learning. Moodle dapat digunakan secara bebas sebagai produk sumber terbuka (open source) di bawah lisensi GNU. Moodle dapat diinstal di komputer dan sistem operasi apapun yang bisa menjalankan PHP dan mendukung database SQL.
Pemanfaatan Moodle sebagai Learning Management System (LMS) untuk mengelola konten sebagai pendukung penerapan Online Assessment adalah
(1)        meningkatkan kadar interaksi pembelajaran antara siswa dengan guru,
(2)        memungkinkan terjadinya interaksi pembelajaran dari mana dan kapan saja,
(3)        menjangkau siswa dalam cakupan yang luas, serta
(4)        mempermudah penyempurnaan dan penyimpanan materi pembelajaran. Unsur-unsur yang digunakan untuk membangun sistem e-learning dikelompokkan ke dalam tiga hal,yakni: hardware (perangkat keras),software (perangkat lunak), dan SDM dalam TIK yang sering disebut brainwane.
 RUJUKAN
·         Clark dan Mayer, 2003:11;Rosenberg, 2001:28-29
·         Setya Raharja, dkk : Model pembelajaran ... (halaman: 55-70)
·         www.its.ac.id/E-learning Syarat Menuju Kelas Dunia – Institut Teknologi Sepuluh November (ITS)
·         Alonso, at. al.,2008.

2 komentar:

  1. Pelaksanaan dan pemanfaatan e-learning di UAD saat ini sesungguhnya baru pada proses pertumbuhan.

    UAD = Universitas Achmad Dahlan. Apa relevansinya???

    BalasHapus
  2. mungkin mau menunjukkan, bahwa ada yang telah melakukan metode penilaian tersebut, cuma kurang maksimal. mereal kan dengan keadaan sebenarnya. kemungkinan saja.

    BalasHapus